Jumlah kasus virus corona masih terbilang tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pada Rabu (20/5) terjadi penambahan jumlah kasus harian terbesar (lebih dari 100.000 kasus di seluruh dunia) sejak wabah bermula di Wuhan akhir Desember 2019. Adapun dampak ekonomi yang dihasilkan akibat pandemi ini membuat pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 2,97% di kuartal pertama 2020, padahal kasus pertama Covid baru diumumkan pada 2 Maret 2020.
Meskipun jumlah kasus belum mengalami penurunan tetapi dengan mempertimbangkan kegiatan perekonomian yang sudah lama terhenti, pemerintah akhirnya menggaungkan wacana skenario new normal. Skenario ini menitikberatkan pada perubahan budaya masyarakat untuk berperilaku hidup sehat di tengah pandemi Covid-19 atau bisa dikatakan beradaptasi dengan Covid-19. Pemerintah berharap adanya skenario new normal dapat membuat masyarakat tetap produktif di tengah keniscayaan risiko wabah corona dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa sektor akan dibuka kembali seperti sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi.
Skenario Pesimistis
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh McKensey Global Institute, pandemi Covid-19 berdampak pada beberapa hal, mulai dari proses pengajaran dan pembelajaran, dosen, hingga kondisi finansial perguruan tinggi. Pada skenario pesimistis, pembelajaran online akan dilakukan hingga 2021. Sebagian besar siswa akan menyelesaikan perkuliahan semester ini secara daring dan kelulusan akan dilakukan secara virtual (tanpa seremonial formal).
Kemudian, pergeseran signifikan terjadi pada pembelajaran dengan sistem daring yang tentunya menjadi tantangan besar bagi perguruan tinggi. Standar pembelajaran daring yang layak perlu direncanakan dengan matang oleh perguruan tinggi agar mampu mencapai sasaran serta terpenuhinya kebutuhan peserta didik, dalam hal ini mahasiswa. Selain itu, dosen yang tidak siap dengan pembelajaran ini dituntut untuk bisa memberikan effort lebih untuk melek terhadap teknologi dan dapat mengembangkan konten-konten pembelajaran yang kreatif.
Beberapa Langkah yang dapat dilakukan
Untuk menjawab tantangan di tengah pandemi dan mempersiapkan skenario new normal perguruan tinggi, beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi meliputi; pertama, membentuk task force team (tim kerja) sebagai nerve center. Pembentukan tim kerja yang fokus pada tanggung jawab bidang tertentu dapat membantu pemimpin institusi pendidikan untuk melakukan perencanaan dan pengelolaan respons terhadap Covid-19. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pembentukan tim kerja ini, perlu dilakukan tracing apa yang sedang dilakukan oleh tim, kapan, dan oleh siapa. Pertemuan antaranggota tim dilakukan secara intensif dan seefisien mungkin guna merespon dan menjawab tantangan yang ada di lapangan.
Tanggung jawab tim kerja tersebut meliputi empat bagian. Pertama, melakukan analisis kondisi kampus pada umumnya dan online learning (pembelajaran daring) pada khususnya. Kedua, fokus pada hal urgent yang harus dilakukan, perlu diputuskan apa yang harus dilakukan dengan cepat guna merespon kebutuhan mahasiswa. Ketiga, fokus untuk mendesain portofolio actions (aksi yang akan dilakukan) baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan pragmatic operating model (model pengoperasian secara praktis) guna memperjelas rencana dan tindakan aksi tersebut. Keempat, menyampaikan rencana dan merespon tanggapan secara fleksibel dan efisien.
Kedua, memperhatikan kebutuhan mahasiswa, dosen, dan ketahanan finansial. Universitas perlu memperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh mahasiswa seperti melakukan optimalisasi standar pendidikan berbasis online. Mahasiswa membutuhkan pengalaman belajar secara online yang menarik, sehingga universitas perlu menyediakan konten edukasi yang mampu meningkatkan minat dan kuriositas mata kuliah yang diambil.
Selain itu, dosen perlu didukung untuk dapat melanjutkan penelitian, karena scholarly productivity mencerminkan kinerja universitas yang mana memiliki pembobotan tinggi (sebesar 60% dari keseluruhan indikator) dalam pemeringkatan perguruan tinggi tingkat dunia, yakni Times Higher Education dan Quacquarelli Symonds Rank. Selain penelitian, dosen perlu diberikan dukungan agar mampu melakukan pengajaran online secara efektif dan bahkan jika dimungkinkan diadakan pelatihan untuk menjadi kreator konten edukasi.
Kemudian yang terakhir, universitas perlu melihat bagaimana kondisi finansial institusi di tengah sistem pembelajaran yang serba daring. Dengan adanya ketidakpastian yang berkelanjutan di tengah wabah Covid-19, universitas perlu melakukan berbagai skenario untuk mendorong ketahanan finansial. Skenario tersebut perlu melihat core competence dari universitas tersebut misalnya dengan mendirikan online courses berbayar yang fee-nya dapat menjadi pemasukan universitas, atau bisa juga dengan mendirikan sebuah bisnis konsultasi yang bekerja sama dengan industri.
Ketiga, fokus pada pendaftaran mahasiswa baru dan proses pengajaran tahun akademik selanjutnya. Melihat waktu pendaftaran mahasiswa baru semakin dekat, institusi pendidikan perlu melakukan perencanaan pada tahun ajaran berikutnya dengan mendirikan command center untuk mengelola aktivitas mahasiswa dan khususnya sebagai pusat informasi bagi mahasiswa yang berpotensi tidak mendaftar seperti mahasiswa internasional dan lower-income students.
Command center diharapkan mampu menjadi garda terdepan informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Selain optimalisasi pusat informasi, perguruan tinggi juga harus dapat menjawab tantangan bagaimana agar mampu memberikan perubahan signifikan pada model pengajaran saat ini menjadi pengajaran yang lebih fleksibel, terukur, berbiaya rendah, dan yang terpenting adalah yang menarik.
Memetakan Potensi
Agar dapat menjawab berbagai macam tantangan dalam pandemi ini, pemimpin pada perguruan tinggi perlu memetakan potensi kerusakan dan mencari alternatif solusi dengan beragam skenario untuk memecahkan masalah tersebut.
Perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang diperlukan agar universitas tetap menunjukkan produktifitas di tengah wabah ini dan mampu mengakomodasi mahasiswa. Dengan demikian diharapkan perguruan tinggi mampu menghadirkan skenario new normal yang efektif guna menunjang produktivitas di sektor pendidikan.
Penulis : Ich@
Sumber : https://m.detik.com/news/kolom/d-5039862/skenario-new-normal-perguruan-tinggi