PDDI LIPI (Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) menyelenggarakan kegiatan seminar berbasis web dengan judul “Perpustakaan dan Pustakawan Menghadapi New Normal (Kenormalan Baru)”. Perwakilan dari Perpustakaan IAIN Tulungagung pun berkesempatan untuk mengikuti acara webinar dan knowledge sharing tersebut. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 20 Mei 2020 ini dimulai pada pukul 08.30 WIB s.d pukul 11.00 WIB.
Narasumber pada acara ini terdiri dari tiga orang yang masing-masing menyampaikan materi yang berbeda. Narasumber pertama yaitu Bapak Hendro Subagyo, M.Eng selaku Plt Kepala PDDI LIPI dengan materi “Perubahan Peran Perpustakaan dan Pustakawan di Era Industri 4.0”. Narasumber kedua yaitu Bapak Priatna selaku Kepala Pusat Data dan Analisis Tempo dengan penyampaian materi “Inovasi Produk Layanan Data Pasca Pandemic Covid”. Pemateri/ narasumber ketiga yaitu Bapak Suherman, S.Sos., M.Si. yang merupakan pustakawan LIPI peraih CONSAL Outstanding Librarian Award yang mengusung materi “Librarysaurus vs Corona : Pertarungan Pustakawan Demi Eksistensi”.
Para narasumber diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi sekitar 30 menit untuk masing-masing orang. Melalui aplikasi Zoom Meeting para pemateri mempresentasikan mengenai topik masing-masing. Acara ini juga dapat disaksikan melalui streaming youtube dengan alamat yang tertera pada brosur. Setelah penyampaian materi selesai, dibuka sesi tanya jawab bagi para peserta yang ingin memberikan pertanyaan.
Tema ini diusung berkaitan dengan peran perpustakaan di era industri 4.0 saat ini dimana pustakawan dituntut untuk mampu berinovasi dan berkreasi untuk menciptakan produk-produk yang bermanfaat bagi pemustaka agar eksistensi perpustakaan tidak tergerus oleh zaman. Mengingat saat ini search engine telah menyentuh berbagai lapisan masyarakat, jika pustakawan tidak tanggap dan mengembangkan diri maka bisa jadi perpustakaan akan mengalami disrupsi teknologi.
Kesimpulan dari webinar dan knowledge sharing yang telah berlangsung yaitu bahwa pustakawan harus mampu menciptakan karya-karya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat agar eksistensi pustakawan tetap diakui. Selain itu paradigma berpikir saat ini yang lebih menitikberatkan pada pelayanan oleh pustakawan, jadi sebagai pemberi jasa pustakawan harus mampu memberikan kemudahan yang bersifat solutif kepada masyarakat khususnya pengguna perpustakaan.
Penulis : Ich@