Penanggulangan Plagiarisme
Pada part sebelumnya kita telah diberikan penjelasan secara mendalam mengenai pengertian dari plagiarisme, tindakan plagiat yang sering terjadi di perguruan tinggi, penyebab beserta sanksinya secara administratif maupun hukum. Tibalah kita pada part ketiga atau part terakhir yang akan memaparkan mengenai penanggulangan tindak plagiarisme agar hal ini tidak hanya menjadi ancaman bagi para akademisi tetapi juga sebagai pembelajaran dan kewaspadaan terhadap tindakan yang tak terlihat namun amat merugikan orang lain ini. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Beberapa langkah dan pembiasaan yang bisa dilakukan untuk menanggulangi tindak plagiarisme yaitu :
A. Pemberlakuan secara tegas aturan beserta sanksi terhadap plagiarisme
B. Pelajari tata cara pengutipan (kutipan langsung & tidak langsung/ parafrase)
1. Kutipan langsung – Perhatikan aturan untuk kurang dari 40 kata, awal dan akhir diberi tanda kutip. Kemudian untuk lebih dari atau sama dengan (≥) 40 kata tulisan dibuat menjadi paragraf tersendiri yaitu paragraf gantung, menjorok ke dalam font tulisan 10, dan spasi 1. Dalam penulisan kutipan langsung wajib menyertakan halaman.
Contoh:
Gambar 1. Kutipan langsung kurang dari 40 kata
Gambar 2. Kutipan langsung lebih dari 40 kata
2. Kutipan tidak langsung (Parafrase), yaitu pengungkapan kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah maknanya. Parafrase digunakan saat ilustrasi kasus, proses, uraian suatu konsep, dan hasil penelitian. Perhatikan batas awal-akhir, cantumkan nama belakang pengarang, hasil kutipan tidak boleh mirip dengan aslinya, ambil informasi/ pokok pikiran utama dari suatu informasi atau paragraf tersebut, caranya : gunakan sistem baca, tutup, tulis.
Contoh:
Gambar 3. Contoh Parafrase
C. Latihan kepenulisan perlu digalakkan lagi, pelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi seharusnya tidak hanya mengajarkan aspek kebahasaan saja tetapi juga penggunaanya dalam penulisan karya ilmiah sehingga akan menghasilkan tulisan yang baik dan benar.
D. Hindari macam-macam blog sebagai sumber referensi
E. Hindari wikipedia
F. Hindari website berdomain komersial (com, net, biz, dll)
G. Pelajari macam-macam model sitasi :
- Ilmu sosial, pendidikan, psikologi – APA (American Psychological Association) style
- Sastra, sejarah dan seni – Turabian dan chicago style
- Teknik dan ilmu Komputer – IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) style
- Kesehatan, biologi, dan kedokteran – AMA (American Medical Association), vancouver style
- Bahasa dan Humaniora – MLA (Modern Language Association) style
H. Gunakan alat bantu sitasi
- Citation generator : Bibme, easyBib, Citefast, dll
- Reference manager: Mendeley, zotero, refme, dll
I. Rasa respek menghormati dan menghargai karya orang lain.
J. Gunakan Antiplagiarism Checker. Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia saat ini sudah mulai melanggan software untuk mendeteksi plagiasi karya tulis ilmiah. Oleh karena itu, agar tulisan kita tidak melebihi batas persentase yang telah ditentukan, dibutuhkan kemahiran dalam mem-parafrase sebuah tulisan.
Itulah sekelumit materi tentang plagiarisme. Istilah ini bukanlah istilah baru dalam dunia pendidikan, bahkan sudah sangat familiar ditelinga kita. Tetapi masih banyak dari kita yang belum memahami sepenuhnya makna dari istilah ini. Jika ada pertanyaan lebih lanjut terkait materi ini bisa langsung menghubungi pihak perpustakaan. Cerdas dalam berliterasi merupakan cerminan pribadi yang bijak dan beradab. Salam Literasi. J
Penulis : Ich@
Sumber : Materi Pada Pelatihan Literasi Informasi yang Diadakan Oleh Perpustakaan UMM. 2018. Plagiarisme dan Penanggulangannya. Malang : Perpustakaan UMM.